PERBEDAAN SISTEM ORIENTED OBJEK DENGAN SISTEM TERSTRUKTUR
NAMA : SAIFUL.PAHMI
NPM : 56411556
KELAS : 1IA01
UNIVERSITAS GUNADARMA
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur saya panjatkan kehadirot tuhan yang maha esa atas rahmat dan bimbingan-Nya saya dapat menyusun makalah ini.
Makalah ini merupakan panduan bagi para mahasiswa, untuk belajar dan mempelajari lebih lanjut tentang PERBEDAAN SISTEM ORIENTASI OBJEK dengan SISTEM TERSTRUKTUR ini. Yang bertujuan dapat menumbuhkan proses belajar mandiri, agar kreativitas dan penguasaan materi pelajaran optimal sesuai dengan yang di harapkan.
Dengan adanya makalah ini di harapkan dapat membantu mahasiswa dalam mengetahui tentang Perbedaan antara orientasi objek dengan system terstruktur ini lebih dalam.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan senantiasa menjadi sahabat dalam belajar untuk meraih prestasi yang gemilang. Kritik dan saran dari bapak/ ibu dan juga teman-teman tetap saya harapkan guna perbaikan dan penyempurnaan untuk belajar ke depan.
Penyusun
( penulis)
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
DaftarIsi
BAB 1: PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
B. Tujuan Makalah
C. Metode Penulisan
BAB 2 : PEMBAHASAN
A. Pengertian Sistem Orientasi Objek
B. Pengertian Sistem Orientasi Terstruktur
C. Software dan tool
D. Perbedaan Sistem Orientasi Objek Dengan Terstruktur
E. Kelebihan dan kekurangan
BAB 3 : PENUTUP
A. Kesimpulan
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Pada saat ini kita sudah mempelajari apa yang dimaksud dengan system orientasi objek dan system terstruktur,dimana yang telah di pelajari itu adalah bagaimana cara kita membuat sebuah program. Munkin pada saat ini masih banyak yang belum mengetahui tetang perbedaaan antara system orientasi objek dengan system orientasi terstruktur.di sini saya akan membahas tentang perbedaan antara system orientasi objek dengen system orientasi terstruktur.
B.Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah agar pembaca dapat memahami lebih jelas tentang perbedaan antara system orientasi objek dan system orietasi terstruktur. Manfaat yang didapat setelah membaca makalah ini kita dapat membedakan system orientasi objek dengan system orientasi tersturktur. Dengan kita dapat memahami perbedaan tersebut kita dapat lebih mengerti dan dapat lebih memahami tentang pemrograman.
C. Metode penulisan
Metode penulisan yang saya gunakan dalam makalah ini yaitu metode pustaka yang dilakukan dengan mencari informasi melalui internet dan pengumpulan informasi dari berbagai sumber.
BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian Sistem Orientasi Objek
- Sebuah sistem yang dibangun dengan berdasarkan metode berorientasi objek adalah sebuah sistem yang komponennva dibungkus (dienkapsulasi) menjadi kelompok data dan fungsi.
- Setiap komponen dalam sistem tersebut dapat mewarisi atribut dan sifat dan komponen lainnva. dan dapat berinteraksi satu sama lainnya
Analisis dan disain berorientasi objek adalah cara baru dalam suatu masalah dengan menggunakan model yang dibuatmenurut konsep sekitar dunia nyata. Dasar pembuatan adalah objek, yang merupakan kombinasi antara struktur data dan perilaku dalamsatu entitas.
Pengertian “berorientasi objek” berarti bahwa kita mengorganisasi perangkat lunak sebagai kumpulan dari objek tertentu yang memiliki struktur data dan perilakunya.
Pada dasarnya saat ini pengembangan system dapat kita kategorikan dalam 2 pendekatan pengembangan, yaitu
A. Pengembangan secara object oriented; dan
B. Pengembangan secara terstruktur
Dalam pengembangan system tersebut, perlu di perhatikan beberapa hal yang menyangkut, bagaimana dan apa yang dibutuhkan terlebih dahulu dalam mendesain sistem, yaitu bagaimana kita dapat mendefinisikan event, Usecase, dan event table terlebih dahulu sebelum memulai pengembangan sistem yang akan kita pilih, lalu bagaimana kita menentukan things sebagai dasar dari pengembangan sistem, baru kemudian memilih pendekatan pengembangan system mana yang akan kita gunakan. Adapun secara logika alur pengembangan sistem di gambarkan sebagai berikut :
Sumber :Satzinger, 2007
Gambar 1. Model PendekatanPengembanganSistem
Penentuan Usecase, Things, event table dan event didasari oleh bagaimana proses bisnis suatu organisasi berlangsung, karena bagaimana pun juga pengembangan system didesain berdasarkan proses bisnis dari masing-masing organisasi yang ada.
Untuk melakukan transformasi atas proses bisnis dari pendekatan konvensional kependekatan technology, maka perlu ada solusi Sistem Informasi (IS) dan Teknolog iInformasi (IT). Terdapat berbagai alternative solusi IS dan IT yang dapat digunakan dalam membantu pada proses bisnis. Berikut adalah tipe-tipe sistem yang digunakan dalam suatu organisasi (Satzinger et al. 2007) :
- Transaction processing systems (TPS) merupakan system informasi yang menangkap dan mengumpulkan informasi tentang segala transaksi yang pada suatu organisasi.
- Management information systems (MIS) merupakan system informasi yang bertugas mengolah data yang dikumpulkan oleh TPS. Hasil yang diperoleh dari MIS adalah laporan-laporan yang berguna bagimana jemen untuk perencanaan dan control bisnis,
- Decision support and knowledge – based systems (DSS/KBS) adalahs istem yang digunakan sebagai penunjang pengambilan keputusan. Sistem ini akan membantu user dalam mengambil keputusan yang cermat, namun pengambilan keputusan tetap pada pengguna sistem. Sistem akan membatu dalam membuat pilihan-pilihan keputusan dan akibat-akibat yang akan ditimbulkan dari keputusan yang akan diambil. Sistem ini juga memungkinkan otomatis terhadap pengambilan keputusan yang sifatnya rutin.
- Enterprise applications system adalah sistem yang terintegrasi guna melakukan operasi terhadap data yang besar. Umumnya system ini merupakan kombinasi dari TPS, MIS dan DSS/KBS.
- Communication support systems merupakan sistem yang memfasilitasi komunikasi antara pelanggan dan produsen.
- Office support systems merupakan sistem yang memungkinkan pekerja pada suatu perusahaan untuk membuat dan membagi dokumen.
B. Pengertian Sistem Berorientasi Terstruktur
Untuk program yang simpel/sederhana biasanya menggunakan pemrograman terstruktur karena masih mudah dan tidak banyak dilakukan perubahan yang berarti, sedangkan untuk line lebih dari 100 atau bisa dikatakan rumit, maka digunakan pemrograman berorientasi objek. Pemrograman Terstruktur terdiri dari pemecahan masalah yang besar menjadi masalah yang lebih kecil dan seterusnya, sedangkan untuk pemrograman berorientasi objek terdiri dari pengkelompokan kode dengan data yang mana setiap objek berfungsi secara independen sehingga untuk setiap perubahan kode tidak tergantung pada kode yang lainnya, atau lebih dikenal dengan modular. Terdapat juga perbedaan secara spesifik antara Pemrograman Berorientasi Objek dengan Pemrograman Terstruktur, yaitu pada kelas dan objek. Pada Pemrograman Terstruktur tidak terdapat kelas dan objek.
Bahasa pemrograman terstruktur adalah pemrograman yang mendukung abstraksi data, pengkodean terstruktur dan kontrol program terstruktur.
Kontrol program terstruktur:
1.Runtun – urut (sequence)
2.Pilihan (selection)
3.Pengulangan (repetition – loop)
Kontrol program terstruktur:
1.Runtun – urut (sequence)
2.Pilihan (selection)
3.Pengulangan (repetition – loop)
C. Software dan Tools
Pada system berorientasi objek yang berorientasikan kepada objek.Semua data dan fungsi di dalam paradigm ini dibungkus dalam kelas-kelas atau objek-objek bahasa pemrogramannya diantaranya:
2. Java
3. C++
6. SIMULA
7. Smalltalk
8. Ruby
9. Python
10. PHP
11. C#
12. Delphi
13. Eiffel
14. Perl
Sedangkan pada system pemrograman terstruktur pendekatan pembuatan program adalah dengan menganut konsep "top-down".pada konsep ini, program dimulai dengan gambaran global, yang dinyatakan dengan nama-prosedur (sub-rutin) dan bukan isi detailnya. Selanjutnya prosedur sendiri bias dipecah-pecah lagi menjadi prosedur yang lain. Konsep ini sangat memudahkan dalam pemodifian program Bahasa pemrograman yang mendukung yaitu, Bahasa C, COBOL, dan lainnya
D. Perbedaan Orientasi Objek Dengan TerstrukturSifat-sifat dari pemrograman terstruktur dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Memuat teknik pemecahan masalah yang logis dan sistematis
2. Memuat algoritma yang efisien, efektif dan sederhana
3. Program disusun dengan logika yang mudah dipahami
4. Tidak menggunakan perintah GOTO
5. Biaya pengujian program relatif rendah
6. Memiliki dokumentasi yang baik
7. Biaya perawatan dan dokumentasi yang dibutuhkan relatif rendah
1. Memuat teknik pemecahan masalah yang logis dan sistematis
2. Memuat algoritma yang efisien, efektif dan sederhana
3. Program disusun dengan logika yang mudah dipahami
4. Tidak menggunakan perintah GOTO
5. Biaya pengujian program relatif rendah
6. Memiliki dokumentasi yang baik
7. Biaya perawatan dan dokumentasi yang dibutuhkan relatif rendah
Berbeda dengan OOP. Suatu program disebut dengan pemrograman berbasis obyek (OOP) karena terdapat :
– Encapsulation (pembungkusan)
– Encapsulation (pembungkusan)
Encapsulation adalah mekanisme pemrograman yang membungkus kode dan data yang dimanipulasi dan menjaganya supaya terhindar dari interferensi dan penggunaan yang tidak perlu. Salah satu caranya dengan membentuk objek.
Inheritance memungkinkan programer meletakkan member yang sama dalam satu class dan class-class lain dapat mewarisi member tersebut. Class yang mengandung member yang sama dari beberapa class lain dinamakan superclass atau parent class. Class yang mewarisi dinamakan subclass atau child class. Inheritance menghasilkan class hierarchy.
– Polymorphism (polimorfisme –perbedaan bentuk)
Polymorphisme artinya mempunyai banyak bentuk. Dua objek atau lebih dikatakan sebagai polymorphic, bila objek-objek itu mempunyai antar muka yang identik namun mempunyai perilaku-perilaku yang berbeda
Bisa dikatakan pada pemrograman berorientasi objek, dapat dilakukan sebuah programming terhadap code yang lebih baik daripada pemrograman terstruktur, itu juga untuk kaliber atau skala rumit atau besar, sedangkan untuk coding yang skala kecil lebih mudah menggunakan pemrograman terstruktur dikarenakan lebih singkat dan mudah tanpa banyak perubahan yang penting.
Bisa dikatakan pada pemrograman berorientasi objek, dapat dilakukan sebuah programming terhadap code yang lebih baik daripada pemrograman terstruktur, itu juga untuk kaliber atau skala rumit atau besar, sedangkan untuk coding yang skala kecil lebih mudah menggunakan pemrograman terstruktur dikarenakan lebih singkat dan mudah tanpa banyak perubahan yang penting.
berdasarkan penjelasan diatas, sangat jelas sekali bahwa pemrograman tersktruktur unggul dalam melakukan pemrograman sederhana karena lebih efisien dan lebih murah dalam hal perawatannya tetapi permodelan ini lebih susah untuk dipahami oleh orang – orang selain pembuat program itu sendiri (contohnya ketika dlakukan tracing program ).
Sementara itu pemrograman berorientasi objek memliki beberapa keuntungan seperti :
Sementara itu pemrograman berorientasi objek memliki beberapa keuntungan seperti :
1. maintenance; program lebih mudah dibaca dan dipahami, dan pemrograman berorientasi obyek mengontrol kerumitan program hanya dengan mengijinkan rincian yang dibutuhkan untuk programmer.
2. pengubahan program (berupa penambahan atau penghapusan fitur tertentu); perubahan yang dilakukan antara lain menyangkut penambahan dan penghapusan dalam suatu database program misalnya.
3. dapat digunakannya obyek-obyek sesering yang diinginkan, kita dapat menyimpan obyek-obyek yang yang dirancang dengan baik ke dalam sebuah tolkit rutin yang bermanfaat yang dapat disisipkan kedalam kode yang baru dengan sedikit perubahan atau tanpa perubahan pada kode tersebut.
jadi, sangat jelas sekal bahwa pemrograman berorientasi objek sangat cocok sekali digunakan dalam kasus pembuatan software yang rumit dan kompleks karena memberikan berbagai kemudahan kepada pemrogram seperti yang telah disebutkan diatas.
permodelan yang mana yang lebh bagus? itu tergantung dari kebutuhan dan dari sudut pandang mana anda melihatnya. Yang perlu anda ingat adalah tujuan dari pemodelan itu sendiri, yang mana agar pada akhir proyek sistem dapat diperoleh sistem informasi yang memenuhi kebutuhan pemakai, tepat waktu dan sesuai anggaran, serta mudah digunakan, dimengerti dan dipelihara
jadi, sangat jelas sekal bahwa pemrograman berorientasi objek sangat cocok sekali digunakan dalam kasus pembuatan software yang rumit dan kompleks karena memberikan berbagai kemudahan kepada pemrogram seperti yang telah disebutkan diatas.
permodelan yang mana yang lebh bagus? itu tergantung dari kebutuhan dan dari sudut pandang mana anda melihatnya. Yang perlu anda ingat adalah tujuan dari pemodelan itu sendiri, yang mana agar pada akhir proyek sistem dapat diperoleh sistem informasi yang memenuhi kebutuhan pemakai, tepat waktu dan sesuai anggaran, serta mudah digunakan, dimengerti dan dipelihara
E. Kelebihan dan Kekurangan
Metodologi yang umumnya digunakan dalam pembangunan system berbasis computer dalam dunia bisnis dan industry saat ini adalah metode analisis dan design terstruktur (Structured Analisys and Design / SSAD). Metode ini diperkenalkan pada tahun 1970, yang merupakan hasil turunan dari pemrograman terstruktur.Metode pengembangan dengan metode terstruktur ini terus diperbaiki sampai akhirnya dapat digunakan dalam dunia nyata.
Disamping itu, akhir-akhir ini bahasa pemrograman object-oriented (OO) mliai poplier dan banyak digunakan pada organisasi bisnis maupun institusi pendidikan.Seiring dengan trend sebuah metodologi dibangun untuk membantu programmer dalam mengunakan bahasa pemrograman berorientasiobyek.Metodologi ini dikenal dengan object-oriented analysis and design (OOAD).
Metode OOAD melakukan pendekatan terhadap masalah dari perspektif obyek, tidak pada perspektif fungsional seperti pada pemrograman tersrtuktur.Akhir-akhirinipenggunakan OOAD meningkat dibandingkan dengan pengunaan metode pengembangan software dengan metode tradisional.Sebagai metode baru dan sophisticated bahasa pemrograman berorientasi obyek diciptakan, hal tersebut untuk memenuhi peningkatan kebutuhan akan pendekatan berorientasi obyek pada aplikasi bisnis.
Berikuta dalah Kelebihan dan Kekurangan Kedua Metode Tersebut
-----METODE TERSTRUKTUR
Kelebihan
1. Milestone diperlihatkan dengan jelas yang memudahkan dalam manajemen proyek
2. SSAD merupakan pendekatan visual, ini membuat metode ini mudah dimengerti oleh pengguna atau programmer.
3. Penggunaan analisis grafis dan tool seperti DFD menjadikan SSAD menjadikan bagus untuk digunakan.
4. SSAD merupakan metode yang diketahui secara umum pada berbagai industry.
5. SSAD sudah diterapkan begitu lama sehingga metode ini sudah matang dan layak untuk digunakan.
6. SSAD memungkinkan untuk melakukan validasi antara berbagai kebutuhan
7. SSAD relative simple dan mudah dimengerti.
Kekurangan
1. SSAD berorientasi utama pada proses, sehingga mengabaikan kebutuhan non- fungsional.
2. Sedikit sekali manajemen langsung terkait dengan SSAD
3. Prinsip dasar SSAD merupakan pengembangan non-iterative (waterfall), akan tetapi kebutuhan akan berubah pada setiap proses.
4. Interaksi antara analisi satau pengguna tidak komprehensif, karena system telah didefinisikan dari awal, sehingga tidak adaptif terhadap perubahan (kebutuhan-kebutuhan baru).
5. Selain dengan menggunakan desain logic dan DFD, tidak cukup tool yang digunakan untuk mengkomunikasikan dengan pengguna, sehingga sangat slit bagi pengguna untuk melakukan evaluasi.
6. Pada SAAD slit sekali untuk memutuskan ketika ingin menghentikan dekomposisi dan menilai membuat sistem.
7. SSAD tidak selalu memenuhi kebutuhan pengguna.
8. SSAD tidak dapat memenuhi kebutuhan terkait bahasa pemrograman berorientasi obyek, karena metode ini memang didesain untuk mendukung bahasa pemrograman terstruktur, tidak berorientasi pada obyek (Jadalowen, 2002).
-----METODE BERORIENTASI OBYEK
Kelebihan
1. Dibandingkan dengan metode SSAD, OOAD lebih mudah digunakan dalam pembangunan sistem
2. Dibandingkan dengan SSAD, waktu pengembangan, level organisasi, ketangguhan,dan penggunaan kembali (reuse) kode program lebih tinggi dibandingkan dengan metode OOAD (Sommerville, 2000).
3. Tidak ada pemisahan antara fase desain dan analisis, sehingga meningkatkan komunikasi antara user dan developer dari awal hingga akhir pembangunan sistem.
4. Analis dan programmer tidak dibatasi dengan batasan implementasi sistem, jadi desain dapat diformliasikan yang dapat dikonfirmasi dengan berbagai lingkungan eksekusi.
5. Relasi obyek dengan entitas (thing) umumnya dapat di mapping dengan baik seperti kondisi pada dunia nyata dan keterkaitan dalam sistem. Hal ini memudahkan dalam memahami desain (Sommerville, 2000).
6. Memungkinkan adanya perubahan dan kepercayaan diri yang tinggi terhadap kebernaran software yang membantu untuk mengurangi resiko pada pembangunan sistem yang kompleks (Booch, 2007).
7. Encapsliation data dan method, memungkinkan penggunaan kembali pada proyek lain, hal ini akan memperingan proses desain, pemrograman dan reduksi harga.
8. OOAD memungkinkan adanya stan dari sasi obyek yang akan memudahkan memahami desain dan mengurangi resiko pelaksanaan proyek.
9. Dekomposisi obyek, memungkinkan seorang analis untuk memcah masalah menjadi pecahan-pecahan masalah dan bagian-bagian yang dimana gese cara terpisah. Kode program dapat dikerjakan bersama-sama. Metode ini memungkinkan pembangunan software dengancepat, sehingga dapat segera masuk kepasaran dan kompetitif. Sistem yang dihasilkan sangat fleksibel dan mudah dalam memelihara.
Kekurangan
1. Pada awal desain OOAD, system mungkinakan sangat simple.
2. Pada OOAD lebih fockus pada coding dibandingkan dengan SSAD.
3. Pada OOAD tidak menekankan pada kinerja team seperti pada SSAD.
4. Pada OOAD tidak mudah untuk mendefinisikan class dan obyek yang dibutuhkan sistem.
5. Sering kali pemrogramam berorientasi obyek digunakan untuk melakukan anlisisis terhadap fungsionalsiste, sementara metode OOAD tidak berbasis pada fungsional sistem.
6. OOAD merupakan jenis manajemen proyek yang tergolong baru, yang berbeda dengan metode analisis denganmetode terstruktur. Konsekuensinya adalah, team developer butuh waktu yang lebih lama untuk berpindah ke OOAD, karena mereka sudah menggunakan SSAD dalam waktu yang lama ( Hantos, 2005).
7. Metodologi pengembangan system dengan OOAD menggunakan konsep reuse. Reuse merupakan salah satu keuntungan utama yang menjadi alas an digunakannya OOAD. Namun demikian, tanpa prosedur yang emplisit terhadap reuse, akan sangat slit untuk menerapkan konsep ini pada skala besar (Hantos, 2005).
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
jadi, sangat jelas sekal bahwa pemrograman berorientasi objek sangat cocok sekali digunakan dalam kasus pembuatan software yang rumit dan kompleks karena memberikan berbagai kemudahan kepada pemrogram seperti yang telah disebutkan diatas.
permodelan yang mana yang lebh bagus? itu tergantung dari kebutuhan dan dari sudut pandang mana anda melihatnya. Yang perlu anda ingat adalah tujuan dari pemodelan itu sendiri, yang mana agar pada akhir proyek sistem dapat diperoleh sistem informasi yang memenuhi kebutuhan pemakai, tepat waktu dan sesuai anggaran, serta mudah digunakan, dimengerti dan dipelihara.
permodelan yang mana yang lebh bagus? itu tergantung dari kebutuhan dan dari sudut pandang mana anda melihatnya. Yang perlu anda ingat adalah tujuan dari pemodelan itu sendiri, yang mana agar pada akhir proyek sistem dapat diperoleh sistem informasi yang memenuhi kebutuhan pemakai, tepat waktu dan sesuai anggaran, serta mudah digunakan, dimengerti dan dipelihara.
DAFTAR PUSTAKA
http://nzircui.wordpress.com/2010/10/24/ciri-ciri-sistem-berorientasi-objek/
http://myblogar.blogspot.com/2011/02/perbedaan-pemrograman-terstruktur.html
terima kasih
ReplyDeleteyapzz sama-sama
ReplyDeletekita juga punya nih jurnal mengenai object-oriented , silahkan dikunjungi dan dibaca , berikut linknya
ReplyDeletehttp://repository.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1081/1/11107722.pdf
semoga bermanfaat yaa :)
makasih atas referensinya.sukses slalu...
ReplyDelete